
Semarang, 25 September 2024 – Pusat Kajian Literasi Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan bangga mendukung dan berkolaborasi dalam acara diskusi publik bertema “Perempuan Merajut Gerakan dalam Menghadapi Krisis Iklim di Pesisir Demak,” yang diselenggarakan oleh Puspita Bahari, komunitas perempuan nelayan Kabupaten Demak yang berkolaborasi dengan University of Leeds pada hari ini, Rabu, 25 September 2024, dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.
Kegiatan ini menjadi wadah penting untuk mempertemukan berbagai pihak, termasuk akademisi, komunitas, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil, dalam mendiskusikan dampak bencana alam, khususnya banjir rob, yang kian mengancam kehidupan masyarakat pesisir, terutama perempuan nelayan.
Pusat Kajian Literasi UNNES percaya bahwa literasi kritis tidak hanya mengenai membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman mendalam tentang isu-isu sosial, seperti krisis iklim dan dampaknya terhadap kelompok rentan, khususnya perempuan.
Diskusi publik ini menampilkan pembicara utama dari berbagai latar belakang, termasuk Rusikah dari Desa Timbulsloko yang mulai tenggelam dan Siti Darwati dari Desa Purworejo, perempuan nelayan yang terdampak langsung oleh bencana ini. Mereka berbagi pengalaman tentang bagaimana krisis iklim mempengaruhi penghidupan dan kesejahteraan mereka. Diskusi ini mendapatkan tanggapan dari Susan Herawati dari KIARA dan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak.
Selain itu, sesi kedua diskusi menghadirkan Hidayah dari Desa Morodemak dan Siti Aminah Tardi, Komisioner Komnas Perempuan, yang akan membahas lebih dalam tentang kekerasan berbasis gender yang semakin meningkat akibat kondisi alam yang semakin tidak menentu.
Sebagai kolaborator, Pusat Kajian Literasi UNNES mendukung penuh inisiatif kreatif yang ditampilkan dalam acara ini, seperti Zine Puspita Bahari dan Buku 3D, yang berfungsi sebagai media literasi visual untuk meningkatkan kesadaran akan krisis iklim dan respons komunitas perempuan nelayan.
Kami berharap, melalui acara ini, semakin banyak pihak yang terlibat dan terdorong untuk mengambil tindakan nyata dalam menghadapi tantangan krisis iklim. Semangat kolaborasi yang ditunjukkan oleh Puspita Bahari menjadi inspirasi bagi kami di Pusat Kajian Literasi UNNES, untuk terus mendukung gerakan-gerakan literasi yang berakar pada keadilan sosial dan pemberdayaan komunitas.