Pendekatan Dan Nilai

Kami menempatkan literasi sebagai praktik sosial yang berpotensi membawa perubahan bagi masyarakat. Literasi di sini bukan sekadar keterampilan yang dapat diukur, namun juga kemampuan kritis dalam melihat hubungan antara tulisan dan struktur sosial di mana tulisan tersebut dihasilkan. Literasi bukan semata proses kognitif yang tercerabut dari konteks sosial karena pemaknaan sebuah teks erat kaitannya dengan konteks sosial budaya. iterasi, dalam pendekatan ini, dapat berkontribusi untuk pemberdayaan sosial.

Dalam menjalankan kerja-kerja kami, kami selalu mengedepankan etika ilmiah dan sosial dengan tujuan membangun relasi berbasis saling percaya dan saling menghormati.

Pusat Kajian Literasi percaya bahwa literasi berperan sebagai sumber daya komunal yang berkontribusi pada kualitas hidup seseorang. Literasi merupakan praktik sosial yang dipengaruhi dan mempengaruhi relasi kuasa, norma sosial, dan budaya. Literasi mencakup bagaimana individu dan kelompok menggunakan bahasa dan teks untuk berpartisipasi dalam masyarakat, mengakses informasi, dan memengaruhi perubahan sosial.

 

Oleh karena itu, dalam meneliti dan mengembangkan program dan kegiatan literasi perlu melihat konteks sosial dan budaya di mana program tersebut diterapkan. Ini berarti memahami norma, nilai, dan praktik lokal sebelum merancang program literasi. Selain itu, kami mendorong partisipasi aktif dari komunitas yang dilakukan dalam setiap tahapan program literasi, mulai dari perencanaan hingga evaluasi hingga program tersebut relevan dan berdampak. Kami juga melakukan penelitian untuk menggali bagaimana literasi dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari di berbagai komunitas dan didokumentasikan, sehingga dapat menginformasikan pengembangan program yang lebih efektif.

Pusat Kajian Literasi percaya bahwa semua individu, terlepas dari latar belakang sosial, ekonomi, gender, etnis, atau kondisi fisik, memiliki hak yang sama. Kesetaraan dalam literasi berarti memastikan bahwa tidak ada kelompok yang tertinggal atau terpinggirkan dalam upaya untuk meningkatkan literasi. Kami mengembangkan program literasi yang ditujukan untuk kelompok rentan, seperti perempuan di daerah pedesaan, kelompok minoritas, atau individu dengan disabilitas, agar mereka memiliki kesempatan yang sama untuk belajar.

Pusat Kajian Literasi menghargai keberagaman dalam berbagai aspek, seperti bahasa, budaya, pengalaman, dan sudut pandang. Keberagaman adalah aset yang dapat memperkaya praktik literasi. Dengan mengadopsi nilai inklusivitas, kami memastikan bahwa semua kelompok, termasuk yang terpinggirkan, dilibatkan dan didengarkan opininya dalam program-program literasi.

 

Penerapan ketiga prinsip ini akan memastikan bahwa Pusat Kajian Literasi tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis literasi, namun juga pada pemberdayaan sosial, penghapusan kesenjangan, dan terciptanya masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Melalui penerapan prinsip-prinsip ini, kami berharap dapat memiliki peran sebagai agen perubahan sosial, memperkuat kohesi sosial, dan mendorong kesejahteraan yang lebih luas.

en_USEnglish